Kamis, 16 April 2009


Yamaha Mio Low Rider dari Malang


JAKARTA, RABU
- Malang lagi dilanda deman low rider. Lihat saja karya
Fatkhur Rohman terhadap Yamaha Mio 2004. Skubek yang dimodif konsep

Sokbreker dibikin dua tambah macho

low rider punya terobosan baru. Saya tidak hanya memanjangkan lengan
ayun, tapi juga melebarkan sokbreker depan supaya sumbu roda makin
panjang," ungkap sarjana teknik alumnus Universitas Islam Malang
(Unisma) itu.
Menariknya, konsep memanjangkan wheelbase cukup sederhana. hanya
menambah lengan agar posisi as roda jadi di depan sokbreker. Diikuti pula
dengan membalik sokbreker depan, sehingga posisi rem cakram yang
tadinya di sisi kanan jadi di kiri. Teknik ini membawa risiko karena dudukan
kaliper yang semula di belakang tabung sokbreker kanan, kini jadi di depan
sokbreker kiri. "Pemasangan kaliper agak sulit, makanya harus menambah
pelat sepanjang 50 mm supaya ada ruang untuk dudukan kaliper,"
jelas Fatkhur.
Risiko lainnya lagi, sokbreker standar jadi empuk akibat lengannya
memanjang. Bakan saat di tes jalan, sepatbor mentok besi segitiga. Solusinya
menambah oli sokbreker. Beres dengan kaki depan, giliran yang belakang
dan garapannya lebih sederhana. Untuk memperpanjang swing arm ke
poros lengan ayun dengan bantuan bikin semacam jembatan. Agar kokoh,
konstruksi besi kotak yang kopong dibuat seperti tangga.
Setelah selesai, Fatkhur merasa karyanya belum sempurna.Konstruksi
asli monosok belakang tidak kuat. yang dirasa, suspensi motor terlalu empuk
dan mantul. Makanya ia mengubah jadi sokbreker ganda di sisi kiri.
Caranya, dudukan bawah sok tetap memanfaatkan posisi asli di mesin,
hanya dudukan bawah peredam kejut dibuatkan baru. Dan sekarang
terlihat seimbang.
Agar Mio bisa lebih mengundang perhatian, kelir motor yang tadinya biru
diubah kunig yang terinspirasi dari Jazz. Supaya tidak kelhiat polos, pada
bagian belakang ditambah ornamen airbrush tengkorak tipis merah menyala
garapan Gaok Airbrush.Trus pada bagian buritan dikasih kamera CCTV yang
diletakkan di balik lampu rem. Keren, abis. (Aries)
TIPS...........
Ganti Air Radiator Kawasaki Ninja 250R

OTOMOTIFNET -
Panaass..! Itu kata yang tepat jika Anda malas
memeriksa atau merawat perangkat radiator dan airnya di dalam kuda besi
kesayangan. Sebab, fungsi peranti itu sendiri sebagai penjaga suhu mesin
agar tak mengalami overheat.

Efek buruknya, bisa mengakibatkan setang seher bengkok atau piston
pecah, “Usahakan radiator ini harus bersih dari kotoran yang ngumpul
di klep dudukan thermostat dan harus pakai air coolant,” ujar Endang
Robansah, mekanik bengkel Probike, Kebon Jeruk, Jakbar.

Hal ini pun diamini Asep, mekanik dari Ngayun Speed (NS),
“Cairan coolant berguna untuk menyempurnakan sistem pendinginan
pada mesin dan tiap 15.000 km kudu diganti. Ingat jangan pakai air
ledeng, karena air mempunyai sifat korosif.”

gbr.1 gbr.2

Nah, karena bersifat perawatan ringan dan praktis, Anda juga dapat
melakukan sendiri di rumah. Mari kita simak praktik kerjanya berikut ini.
Langkah awal, kita parkirkan motor Anda.

Jika sudah, kumpulkan toolkitnya; kunci L-5, L-4, T-10, obeng min dan
air coolant pengganti. “Sesuai anjuran kami, Idemitsu coolant. Spesifikasinya
memiliki titik didih sampai 136° C dan anti buih,”
kata Reiner M. Sitorus, senior manager spare-part & service P
T Kawasaki Motor Indonesia (KMI).

Lalu, kendurkan dan lepas semua baut pengancing bodi yang masing-masing
sisinya berjumlah 7 buah. Dua baut besar memakai kunci L-5, 5 baut
kecil pakai kunci L-4 (gbr.1). Kemudian mencopot klip bodi 3 buah (besar)
dan 4 buah klip kecil dengan obeng min.


gbr.3 gbr.4

Setelah semua bodi bagian bawah copot, kita langsung mengendurkan baut
di waterpump-nya pakai kunci T-10 (gbr.2). “Ingat ya, mesin harus dalam
keadaan dingin, kalo enggak, tangan bisa langsung melepuh,” wanti Endang
yang bengkelnya di daerah Jl. Kelapa Dua, Jakbar.

Berikutnya, kendurkan sedikit tutup radiator yang ada di atas. Gunanya,
mempercepat cairan coolant untuk keluar (gbr.3). “Setelah habis, pasang
lagi bautnya dan kencangkan, jangan sampai slek atau patah, lo,”
saran Asep. Lalu isi penuh radiatornya dengan coolant di lubang
pengisian (grb.4).

Kalau sudah, biarkan tutup lubang pengisiannya tetap terbuka, lalu hidupkan
mesin motor dan tahan gasnya di rpm 5.000. “ Tujuannya, agar air coolant
meresap ke mesin, jadi kalo kurang, tambah lagi sampai benar-benar pas
takarannya,” tutup Asep sembari membetulkan kacamata minusnya.
Terakhir, rakit ulang bodi yang sudah dilepas dengan cara mengencangkan
baut-baut pengikat, seperti semula. Pastikan enggak ada coolant yang bocor.

Gaya Modifikasi Mobil 2009 = Fungsional +

Ekonomis


Oleh : FM. Nawitaningrum (Reporter Tabloid OTOMOTIF)

Resesi, jatuhnya kurs rupiah dan kenaikan harga, efeknya sampai ke pelaku
modifikasi. Mulai akhir 2008 sampai 2009 ini, konsumen jadi lebih kritis.
Modifikasi enggak sekadar ikut tren, umumnya jadi lebih efisien dan
memakai skala prioritas dalam memodifikasi mobil. Pilihan aksesori
dan gaya modifikasi dilakukan dengan pertimbangan fungsi dan harga.
Gaya dandan seperti ini yang bakal mewarnai tahun 2009, fungsional dan
ekonomis.


REPLIKA DAN SECOND


Karena masalah harga, aksesori impor asal Jepang atau Eropa hanya kini jadi
pilihan sebagian kecil penggemar mobil yang tidak sensitif harga alias
berkantong tebal. “Barang orisinal impor makin susah dijual, kita sediakan
by order aja. Sekarang logo orisinal dari Jepang bisa sampai Rp 800 ribu,
jadi enggak masuk akal. Pemakai mobil kebanyakan bakal lebih condong ke
produk replika bikinan Taiwan atau second,”
kata Agus Djaja Somad dari Autoline.

Pelek replika bikinan Taiwan, untuk yang baru harganya sekarang berkisar

p 4-5 juta untuk diameter 17 inci, sampai Rp 9 juta untuk diameter

9 inci. “Karena ekonomi lagi susah, buat sebagian orang terasa mahal juga.

jadi larinya ke pelek second, harganya bisa berkurang sampai

30 persen,” bilang pemilik bengkel dan toko aksesori di Kedoya, Jakbar ini.

Untuk yang mementingkan image dan kualitas, pelek Jepang second bisa

jadi pilihan. Tapi sekarang harganya juga terhitung enggak murah.

Pelek Jepang bekas berdiameter 19 inci bisa sampai belasan juta juga.


Untuk mengakali tingginya harga, maka modifikasi pun mesti pakai strategi

efisiensi.

Artinya, mobil tetap fungsional, harga terjangkau tapi tampilan menarik.

Pelek Taiwan dengan desain copy-an pelek Jepang seperti SSR, Work atau

Volk Racing, bakal tetap jadi primadona. “Kalau untuk mobil kecil atau

sedan, rata-rata pelek ukuran antara 17 sampai 18 inci. Pelek 20 ke atas

masih dipakai, tapi untuk SUV,” jelas Agus.

Untuk modifikasi yang efisien, gaya paling tepat ya apalagi kalau enggak

daily use alias simpel. Karakternya bisa saja racing atau elegan, tergantung

selera dan pilihan aksesori. “Gaya racing enggak ada matinya, variasi

aksesorinya banyak banget. Noblesse yang biasanya cuma bikin body kit

elegan aja sekarang keluarin versi racingnya, Noblesse Pentium Sport,” papar

penggemar gadget ini.

Enggak cuma pelek dan bodi kit, minimalisasi juga akan terjadi pada

gaya body art seperti airbrush. Body art dengan karakter simpel akan

lebih disukai, karena tidak terlalu mencolok dan bisa dipakai untuk sehari-hari.

“Tahun 2005-2007 gayanya ekstrem dengan warna-warna mencolok

seperti stabilo atau scotlight. Akhir 2008 ke 2009 ini terjadi

perubahan, lebih kalem. Warna-warna seperti putih mutiara, silver atau

gold lebih disukai. Warna cerah seperti kuning atau oranye masih dipakai,

tapi pakai xirallic jadi enggak mencolok sekali. Untuk cat bodi, seperti

tahun lalu putih masih banyak disukai. Cat custom seperti bunglon yang

harganya mahal itu sudah lewat masanya sejak tahun lalu,” papar Tomi dari

Tomi Airbrush.

Seperti warna, perubahan gaya body art tahun ini juga terlihat pada motif

atau grafisnya. Di ajang kontes modifikasi, motif ‘ramai’ seperti lidah api

di berbagai bagian mobil, dengan warna-warna candy yang mencolok masih

disukai karena lebih mencuri perhatian.

Tapi untuk daily use atau yang sekadar ingin terlihat beda, grafisnya

cenderung simpel dengan stripping di kedua sisi bodi saja. Tampilannya

tidak mencolok tapi terlihat beda, dengan kombinasi 2 warna saja atau

gradasi. “Karena lebih fungsional. Mobil yang dimodifikasi masih bisa

dipakai untuk harian, enggak perlu ganti mobil. Motif ekstrem juga butuh

biaya lebih tinggi,” bilang seniman airbrush yang berpraktek di Pademangan,

Jakut ini.

, 16 April 2009
Otomotif Web
OTOMOTIFNET - Panas siang ini (22/2) tidak menghalangi rasa
penasaran para OTONETTERS (sebutan untuk para member
Forum OTOMOTIFNET.COM) menjajal paket penghemat BBM
dari Multi Niaga Solusindo (MNS). MNS ini sendiri punya sebuah
Bajaj Pulsar 200 yang diklaim mampu berjalan 250 kilometer
lebih hanya dengan satu liter bensin. Penasaran dengan hasil ini.
OTONETTERS berniat melakukan pengetesan.

Ini dia alat penghemat BBM dari MNS

Berbekal dua buah sepeda motor, Honda Tiger tahun 2006 milik
bro mahadiii dan Suzuki Skywave tahun 2008 milik Imam anak
bae. OTONETTERS melakukan pengetesan ini. Namun pada
pengetesan kali ini tidak semua alat penghemat bahan bakar tadi
dipasangkan. Honda Tiger 2006 milik mahadiii hanya dipasangi
lima jenis alat penghemat bahan bakar.

Semua alat ini langsung dibawa dan dipasang oleh Hendry Martin,
pemilik MNS. Alat yang dipasang di Honda Tiger warna hitam ini
ada Xado Anti Carbon berupa pasta yang dimasukan keruang
bakar untuk menghilangkan tumpukan karbon di ruang bakar.
Lalu ada Xado Turbo Nano Tech, berupa campuran oli yang
mampu membuat komponen di dalam motor makin licin dan
ringan bekerja.


Kemudian dipasang juga DC booster, penyetabil arus agar
pengapian makin besar dan mampu membakar sempurna.
Ada juga Magic Jet, “Alat ini untuk memperbanyak pasokan
oksigen yang masuk ke dalam ruang bakar dan menghalau
CO2 serta partikel-partikel yang tidak diperlukan dalam
pembakaran agar tidak masuk keruang bakar,” jelas Martin.

Dan terakhir adalah H20 Product. Seperti yang sudah banyak
diuji coba. Alat ini mengubah air menjadi gas H20 dengan
mengaliri arus listrik ke dalam air. Gas H20 ini menjadi
suplemen dalam proses pembakaran. “Gas H2O ini membuat
pembakaran lebih sempurna dan hemat bakan bakar,” tambah
Martin yang sarjana teknik ini.



Sedang Suzuki Skywave milik Imam_anak_bae hanya
menggunakan Xado Anti Carbon, Xado Turbo Nano Tech,
DC booster dan H20 product. Setelah itu dilakukan pengetesan
oleh para OTONETTERS. Berhubung sore tadi hujan, apesnya
enggak ada yang mau jadi tester. Untungnya Super63 dan
Bintang Pradipta rela berhujan-hujanan demi misi ini.

Berangkat dari markas OTOMOTIF GROUP di Gedung Gramedia
Majalah no.8A, rute yang dilalu adalah menyusuri
JL. Panjang ke arah selatan sampai terminal Lebak Bulus lalu
putar balik kembali lagi ke Gedung Gramedia Majalah. Dengan
kondisi jalanan yang padat merayap, Super 63 dan Bintang
Pradipta banyak buka tutup gas dan berakselerasi mendadak
dengan keceptan tak lebih dari 60km/jam.

Totalnya perjalanan ini menempuh jarak 27,1 km. Dan hasilnya
untuk Suzuki Skywave yang dikendarai Super63 hanya
menghabiskan 600 ml bensin. Artinya satu liter bensinnya
sanggup menempuh jarak sejauh 45,16 km. Angka yang cukup
signifikan untuk sebuah Suzuki Skaywave yang pada kondisi
standarnya hanya mampu berjalan kurang lebih 30km untuk
satu liternya.

“Sebenarnya bisa lebih irit lagi. Pada Skywave milik Imam H20
Product nya menggunakan controller standar yang semburan
gas H20nya mengikuti putaran mesin. Kalau lebih sering jalan
kurang dari 60 km/jam seharusnya pakai controller khusus yang
semburan gas H20nya lebih kuat sejak putaran rendah,”
aku Martin.



Namun sayangnya untuk Honda Tiger milik Mahadiii mengalami

trouble pada H20 product yang di pakainya. Diawal-awal

perjalanan, Bintang Pradipta meyakini bensin pada botol infus

sebanyak 500 ml sangat lambat berkurang. Namun tiba-tiba

Bintang kaget karena bensin ternyata tinggal sedikit dan pada

kilometer 22,4 Honda Tiger yang ditumpakinya kehabisan bensin.

“Tau-tau jadi boros. Saat berhenti dan dilihat ternyata air dalam
H20 Product nya sudah kosong,” aku Bintang Pradipta.
Dan setelah dicek ternyata tabung H20 Product tersebut
berlubang di bagian bawahnya. Sampai saat ini belum diketahui
apa penyebab rusaknya tabung H20 Product ini.

“Kemungkinan karena terlalu panas. Karena prosedur
pemasangannya salah. Seharusnya arus listrik yang diambil
untuk mengaliri air di dalam tabung lewat soket sebelum kiprok.
Tapi karena ada yang bermasalah maka arusnya langsung
diambildari sepul magnet,” prediksi Martin. Untuk lebih jelasnya
silahkan bergabung dengan
diskusi di forum OTOMOTIFNET tentang pengetesan ini.